- Sebagai seorang pengantin, wanita lebih cantik dibanding seorang gadis
- Sebagai seorang ibu, wanita lebih cantik dibanding seorang pengantin
- Sebagai istri dan ibu, ia adalah kata-kata terindah di semua musim dan dia tumbuh menjadi lebih cantik bertahun-tahun kemudian...
Syahdan, di Madinah, tinggallah seorang pemuda
bernama Zulebid.
Dikenal sebagai pemuda yang baik di kalangan para
sahabat. Juga dalam hal ibadahnya termasuk orang yang rajin dan taat.
Dari sudut ekonomi dan finansial, ia pun tergolong
berkecukupan. Sebagai seorang yang telah dianggap mampu, ia hendak melaksanakan
sunnah Rasul yaitu menikah. Beberapa kali ia meminang gadis di kota itu, namun
selalu ditolak oleh pihak orang tua ataupun sang gadis dengan berbagai alasan.
Akhirnya pada suatu pagi, ia menumpahkan kegalauan
tersebut kepada sahabat yang dekat dengan Rasulullah.
"Coba engkau temui langsung Baginda Nabi,
semoga engkau mendapatkan jalan keluar yang terbaik bagimu", nasihat
mereka.
Zulebid kemudian mengutarakan isi hatinya kepada
Baginda Nabi. Sambil tersenyum beliau berkata:
"Maukah engkau saya nikahkan dengan putri si
Fulan?"
"Seandainya itu adalah saran darimu, saya
terima. Ya Rasulullah, putri si Fulan itu terkenal akan kecantikan dan
kesholihannya, dan hingga kini ayahnya selalu menolak lamaran dari siapapun.
"Katakanlah aku yang mengutusmu", sahut
Baginda Nabi.
"Baiklah ya Rasul", dan Zulebid segera
bergegas bersiap dan pergi ke rumah si Fulan.
Sesampai di rumah Fulan, Zulebid disambut sendiri
oleh Fulan
"Ada keperluan apakah hingga saudara datang ke
rumah saya?" Tanya Fulan.
"Rasulullah saw yang mengutus saya ke sini,
saya hendak meminang putrimu si A." Jawab Zulebid sedikit gugup.
"Wahai anak muda, tunggulah sebentar, akan saya
tanyakan dulu kepada putriku." Fulan menemui putrinya dan bertanya,
"bagaimana pendapatmu wahai putriku?"
Jawab putrinya, "Ayah, jika memang ia datang
karena diutus oleh Rasulullah saw, maka terimalah lamarannya, dan aku akan
ikhlas menjadi istrinya."
Akhirnya pagi itu juga, pernikahan diselenggarakan
dengan sederhana. Zulebid kemudian memboyong istrinya ke rumahnya.
Sambil memandangi wajah istrinya, ia berkata,"
duhai Anda yang di wajahnya terlukiskan kecantikan bidadari, apakah ini yang
engkau idamkan selama ini? Bahagiakah engkau dengan memilihku menjadi
suamimu?"
Jawab istrinya, " Engkau adalah lelaki pilihan
rasul yang datang meminangku. Tentu Allah telah menakdirkan yang terbaik darimu
untukku. Tak ada kebahagiaan selain menanti tibanya malam yang dinantikan para
pengantin."
Zulebid tersenyum. Dipandanginya wajah indah itu
ketika kemudian terdengar pintu rumah diketuk. Segera ia bangkit dan membuka
pintu. Seorang laki-laki mengabarkan bahwa ada panggilan untuk berkumpul di
masjid, panggilan berjihad dalam perang.
Zulebid masuk kembali ke rumah dan menemui istrinya.
"Duhai istriku yang senyumannya menancap hingga
ke relung batinku, demikian besar tumbuhnya cintaku kepadamu, namun panggilan
Allah untuk berjihad melebihi semua kecintaanku itu. Aku mohon keridhoanmu
sebelum keberangkatanku ke medan perang.
Kiranya Allah mengetahui semua arah jalan hidup kita
ini."
Istrinya menyahut, "Pergilah suamiku, betapa
besar pula bertumbuhnya kecintaanku kepadamu, namun hak Yang Maha Adil lebih
besar kepemilikannya terhadapmu. Doa dan ridhoku menyertaimu"
***
Zulebid lalu bersiap dan bergabung bersama tentara
muslim menuju ke medan perang. Gagah berani ia mengayunkan pedangnya,
berkelebat dan berdesing hingga beberapa orang musuh pun tewas ditangannya. Ia
bertarung merangsek terus maju sambil senantiasa mengumandangkan kalimat
Tauhid...ketika sebuah anak panah dari arah depan tak sempat dihindarinya.
Menancap tepat di dadanya. Zulebid terjatuh, berusaha menghindari anak panah
lainnya yang berseliweran di udara. Ia merasa dadanya mulai sesak, nafasnya tak
beraturan, pedangnya pun mulai terkulai terlepas dari tangannya. Sambil
bersandar di antara tumpukan korban, ia merasa panggilan Allah sudah begitu
dekat. Terbayang wajah kedua orangtuanya yang begitu dikasihinya. Teringat akan
masa kecilnya bersama-sama saudaranya. Berlari-larian bersama teman
sepermainannya. Berganti bayangan wajah Rasulullah yang begitu dihormati,
dijunjung dan dikaguminya. Hingga akhirnya bayangan rupawan istrinya. Istrinya
yang baru dinikahinya pagi tadi. Senyum yang begitu manis menyertainya tatkala
ia berpamitan. Wajah cantik itu demikian sejuk memandangnya sambil
mendoakannya. Detik demi detik, syahadat pun terucapkan dari bibir Zulebid.
Perlahan-lahan matanya mulai memejam, senyum menghiasinya....Zulebid pergi
menghadap Ilahi, gugur sebagai syuhada.
***
Senja datang
Angin mendesau, sepi...
Pasir-pasir beterbangan...
Berputar-putar...
Rasulullah dan para sahabat mengumpulkan syuhada
yang gugur dalam perang. Di antara para mujahid tersebut terdapatlah tubuh
Zulebid yang tengah bersandar di tumpukan mayat musuh. Akhirnya dikuburkanlah
jenazah zulebid di suatu tempat. Berdampingan dengan para syuhada lain.
Tanpa dimandikan...
Tanpa dikafankan...
Tanah terakhir ditutupkan ke atas makam Zulebid.
Rasulullah terpekur di samping pusara tersebut.
Para sahabat terdiam membisu.
Sejenak kemudian terdengar suara Rasulullah seperti
menahan isak tangis. Air mata berlinang di dari pelupuk mata beliau. Lalu
beberapa waktu kemudian beliau seolah-olah menengadah ke atas sambil tersenyum.
Wajah beliau berubah menjadi cerah. Belum hilang keheranan shahabat, tiba-tiba
Rasulullah menolehkan pandangannya ke samping seraya menutupkan tangan
menghalangi arah pandangan mata beliau.
Akhirnya keadaan kembali seperti semula.
Para shahabat lalu bertanya-tanya, ada apa dengan
Rasulullah.
"Wahai Rasulullah, mengapa di pusara Zulebid
engkau menangis?"
Jawab Rasul, "Aku menangis karena mengingat
Zulebid. Oo..Zulebid, pagi tadi engaku datang kepadaku minta restuku untuk
menikah dan engkau pun menikah hari ini juga. Ini hari bahagia. Seharusnya saat
ini Engkau sedang menantikan malam Zafaf, malam yang ditunggu oleh para
pengantin."
"Lalu mengapa kemudian Engkau menengadah dan
tersenyum?" Tanya sahabat lagi.
" Aku menengadah karena kulihat beberapa bidadari
turun dari langit dan udara menjadi wangi semerbak dan aku tersenyum karena
mereka datang hendak menjemput Zulebid," Jawab Rasulullah.
"Dan lalu mengapa kemudian Engkau memalingkan
pandangannya dan menoleh ke samping?" Tanya mereka lagi.
"Aku mengalihkan pandangan menghindar karena
sebelumnya kulihat, saking banyaknya bidadari yang menjemput Zulebid, beberapa
diantaranya berebut memegangi tangan dan kaki Zulebid. Hingga dari salah satu
gaun dari bidadari tersebut ada yang sedikit tersingkap betisnya...."
***
Di rumah, istri Zulebid menanti sang suami yang tak
kunjung kembali. Ketika terdengar kabar suaminya telah menghadap sang ilahi
Rabbi, Pencipta segala Maha Karya.
Malam menjelang...
Terlelap ia, sejenak berada dalam keadaan setengah
mimpi dan dan nyata.
Lamat-lamat ia seperti melihat Zulebid datang dari
kejauhan. Tersenyum, namun wajahnya menyiratkan kesedihan pula.
Terdengar Zulebid berkata, "Istriku, aku
baik-baik saja. Aku menunggumu disini.
Engkaulah bidadari sejatiku. Semua bidadari disini apabila aku menyebut namamu
akan menggumamkan cemburu padamu.... "
Dan kan kubiarkan engkau yang tercantik di hatiku.
Istri Zulebid, terdiam.
Matanya basah...
Ada sesuatu yang menggenang disana..
Seperti tak lepas ia mengingat acara pernikahan tadi
pagi..
Dan bayangan suaminya yang baru saja hadir..
Ia menggerakkan bibirnya..
"Suamiku, aku mencintaimu...
Dan dengan semua ketentuan Allah ini bagi kita..
Aku ikhlas....
***
Somewhere over
the rainbow, way up high
There's a land
that I heard of once on a lullaby
Somewhere over
the rainbow, skied are blue
And the dreams
that you dare to dream
really do come
true..
Dan,
Akan kemanakah kumbang terbang
Pada siapa rindu mendendam
Kekasih yang terkasih
Pencinta dan yang dicinta
Semua berurai air mata
Sedih, ataukah bahagia.....?
***
sumber: sscomit.freetzi.com
Judul: Pengantin Bidadari
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis/ Disebarkan Oleh Unknown
Terimakasih atas kunjungan beserta kesediaan Anda membaca artikel ini. Anda dapat menyampaikan Kritik dan Saran melalui Kotak komentar di bawah ini.
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis/ Disebarkan Oleh Unknown
Terimakasih atas kunjungan beserta kesediaan Anda membaca artikel ini. Anda dapat menyampaikan Kritik dan Saran melalui Kotak komentar di bawah ini.