1. Interaksi belajar mengajar memiliki
tujuan, yakni untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah
yang dimaksud interaksi belajar mengajar itu sadar tujuan, dengan menempatkan
siswa sebagai pusat perhatian. Siswa mempunyai tujuan, unsur lainnya sebagai
pengantar dan pendukung.
2. Ada suatu prosedur (jalannya
interaksi) yang di rencana, didesain untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Agar dapat mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan
interaksi perlu adanya prosedur, atau langkah-langkah sistematis dan relevan.
Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang satu dengan yang lain, mungkin
akan dibutuhkan prosedur dan desain yang berbeda pula. Sebagai contoh misalnya
tujuan pembelajaran : agar siswa dapat menunjukan letak kota New York, tentu
kegiatannya tidak cocok kalau disuruh membaca dalam hati, dan begitu
seterusnya.
3. Interaksi belajar mengajar ditandai
dengan satu penggarapan materi yang khusus. Dalam hal ini materi harus didesain
sedemikian rupa sehingga cocok untuk mencapai tujuan. Sudah barang tentu dalam
hal ini perlu diperhatikan komponen-komponen yang lain, apalagi komponen anak
didik yang merupakan sentral. Materi harus sudah didesain sebelum
berlangsungnya interaksi belajar mengajar.
4. Ditandai dengan adanya aktivitas
siswa. Sebagai konsentrasi, bahwa siswa merupakan sentral, maka aktivitas siswa
merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar.
Aktivitas siswa dalam hal ini baik secara fisik maupun secara mental aktif.
Inilah yang sesuai dengan konsep CBSA. Jadi tidak ada gunanya guru melakukan
kegiatan interaksi belajar mengajar, kalau siswa hanya pasif saja. Sebab para
siswalah yang belajar, maka merekalah yang harus melakukannya.
5. Dalam interaksi belajar mengajar,
guru berperan sebagai pembimbing. Dalam peranannya sebagai pembimbing ini, guru
harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses
interaksi yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi
proses belajar mengajar, sehingga guru akan merupakan tokoh yang akan dilihat
dan akan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik. Guru (“akan lebih baik bersama
siswa”) sebagai designer akan memimpin terjadinya interaksi belajar mengajar.
6. Didalam interaksi belajar mengajar
dibutuhkan disiplin. Disiplin dalam interaksi belajar mengajar ini diartikan
sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan
yang sudah ditaati oleh semua pihak dengan secara sadar, baik pihak guru maupun
pihak siswa. Mekanisme kongkrit dari ketaatan pada ketentuan atau tata tertib
itu akan terlihat dari pelaksanaan prosedur. Jadi langkah-langkah yang
dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah digariskan. Penyimpangan dari
prosedur, berarti suatu indikator pelanggaran disiplin.
7. Ada batas waktu. Untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas (kelompok siswa), batas
waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan
diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu harus sudah tercapai.
B.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi interaksi
Belajar Mengajar
Didalam proses
pelaksanaan interaksi belajar mengajar sudah barang tentu tidak lepas dan
beberapa faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
terhadap interaksi belajar mengajar tersebut adalah : Guru/pendidik, anak
didik, fasilitas dan lingkungan. Untuk lebih jelasnya mengenai faktor-faktor
tersebut dapat dilihat pada uraian berikut ini:
1. Guru/pendidik
Didalam proses interaksi belajar mengajar
tidak bisa terlepas dan guru, sebab kegiatan belajar mengajar atau dengan kata
lain kegiatan interaksi belajar mengajar tidak bisa berlangsung tanpa adanya
guru. Dalam hal ini guru merupakan faktor yang dominan untuk tercapainya tujuan
pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut haruslah bisa
menempatkan dirinya seirama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Secara
kongkrit tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagaimana yang
dikemukakan dalam buku : “Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM’1 sebagai
berikut: Guru dalam tugasnya mendidik dan mengajar murid-murid nya adalah
berupa membimbing, memberikan petunjuk, teladan serta bantuan. Kecakapan,
keterampilan. nilai-nilai.. norma-norma kesusilaan, kebenaran, kejujuran,
sikap-sikap dan si fat-sifat yang baik serta terpuji dan lain sebagainya.[1]
Dan gambaran di atas terlihat bahwa guru di dalam proses belajar mengajar
dituntut untuk melaksanakan tugas dengan sebaik baiknya dalam usaha
mentransfortasikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya agar tujuan pendidikan
dan pengajaran dapat tercapai karena itulah dalam kegiatan mengajar seorang
guru harus memahami jiwa, sifat mental, minat serta kebutuhan anak didiknya,
agar bisa dengan mudah memberikan pengajaran dengan sebaik-baiknya atau
seefektif mungkin. Untuk menunjang pekerjaan guru sebagai tenaga pendidikan dan
pengajaran, diperlukan persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Adapun persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki adalah:
a. Guru harus memiliki ilmu pengetahuan
Secara profesional seorang guru dituntut
memiliki sejumlah pengetahuan yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan/keguruan,
seperti ilmu didaktik/metodik. Disamping itu pula seorang guru harus memiliki
dan menguasai ilmu pengetahuan yang akan diberikan/disampaikan kepada anak
didiknya. Karena dengan semua ini guru akan dapat melaksanakan tugasnya sebagai
pendidik dan pengajar dengan sebaik-baiknya didalam kegiatan belajar mengajar
di sekolah.
b. Keterampilan memiliki keterampilan
Yang
dimaksud dengan keterampilan dalam mengajar yakni suatu keterampilan yang
memungkinkan seseorang dapat dengan mudah melakukan tugasnya sebagai pendidik
dan pengajar didalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Karena didalam
memilikinya keterampilan mengajar ini diharapkan lebih mempermudah dalam
mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
c. Guru harus memiliki kepribadian
Aspek
kepribadian merupakan persyaratan yang cukup penting bagi seorang guru, karena
kepribadian inilah yang menentukan apakah ia seorang pendidik atau pengajar
yang baik. Seorang guru yang memiliki kepribadian yang baik akan memungkinkan
dapat menjadikan anak didiknya sebagai seorang yang baik, begitu pula
sebaliknya guru yang memiliki kepribadian yang buruk akan memungkinkan bisa
menjadikan seseorang yang tidak baik. Dalam hubungannya dengan masalah
kepribadian guru ini di dalam proses pendidikan dan pengajaran Zakiah Dradjat
mengatakan sebagai berikut: “Kepribadian guru akan lebih besar pengaruhnya dan
pada kepandaian dan ilmunya, terutama bagi anak yang masih dalam usia anak-anak
dan masa meningkat remaja. yaitu tingkat pendidikan dasar dan menengah, karena
anak didik pada tingkat tersebut masih dalam pertumbuhan.”[2]
Dalam hal
ini kepribadian yang bagaimana yang harus dimiliki oleh seorang guru, lebih
lanjut Zakiah Dradjat mengatakan: “Tujuan sekolah akan tercapai jika semua guru
yang mengajar di sekolah tersebut mempunyai kepribadian yang sejalan dengan
tujuan sekolah”.[3]
Bertitik
tolak dan pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa kepribadian yang harus
dimiliki oleh seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah suatu
kepribadian yang selaras dengan tujuan pendidikan dan pengajaran yang
dijalankan oleh sekolah.
d. Guru harus memiliki rasa
tanggungjawab Rasa tanggung jawab ini sudah barang tentu hendaknya harus
dimiliki oleh setiap guru. baik pada saat berada di lingkungan sekolah dan
keluarga, sebab tanggung jawab ini nantinya akan dipertanyakan dihadirat Allah
SWT. Zuhairini, mengatakan pendidikan adalah: Merupakan salah satu faktor
pendidikan yang sangat penting. karena pendidikan itulah yang akan bertanggung
jawab dalam pembentukan pribadi anak didiknya. Terutama pendidikan agama ia
memiliki pertanggung jawaban yang lebih berat dibandingkan dengan umum, karena
selain bertanggung jawab kepada pembentukan pribadi anak sesuai dengan ajaran
Islam, ia juga bertanggung jawab terhadap Allah SWT.”[4]
2. Anak didik
Setelah
mengetahui tentang persoalan guru/pendidik, pribadi dan beberapa syarat yang
harus dimilikinya, sebaiknya dibicarakan pula tentang faktor anak didik. Yang
dimaksud dengan anak yang perlu mendapatkan pendidikan dan pengajaran atau
dengan kata lain anak yang belum bisa berdiri sendiri. Abdul Ghofur mengatakan:
“Faktor anak didik adalah merupakan salah satu faktor pendidik yang paling
penting, mereka tanpa adanya faktor tersebut, maka pendidikan tidak akan
berlangsung. Oleh karena itu faktor anak didik tidak dapat digantikan oleh
faktor yang lain.”[5]
3. Fasilitas
Fasilitas
adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya atau memperlancar dalam
rangka mencapai suatu tujuan. Untuk melaksanakan kegiatan pendidikan dan
pengajaran sudah barang tentu diperlukan adanya fasilitas yang cukup atau
memenuhi keperluan sekolah. Tersedianya fasilitas sangat menentukan bisa
diterapkan suatu metode. Dengan fasilitas yang lengkap dapat menumbuhkan
kreativitas dalam mengajar. Abu Ahmadi mengatakan sebagai berikut: “Yang
termasuk dalam faktor fasilitas mi antara lain alat peraga, ruangan, waktu,
tempat dan alat-alat praktikan, buku-buku perpustakaan. Fasilitas ini turut
menentukan metode mengajar yang akan dihadapi guru. [6] Pada garis besarnya
fasilitas ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu:
-
Fasilitas
yang bersifat fisik, seperti tempat dan perlengkapan belajar di sekolah, misalnya
alat peraga, buku pelajaran, perpustakaan dan sebagainya.
-
Fasilitas
yang bersifat non fisik, seperti waktu, biaya, dan sebagainya.
Sebuah sekolah yang memiliki
fasilitas pengajaran yang lengkap akan mempermudah bagi guru terampil untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang balk bahkan mungkin bisa juga
menimbulkan gairah anak didik menerima pelajaran yang diberikan oleh guru.
Sebaliknya jika sekolah tidak memiliki fasilitas pengajaran yang lengkap,
memungkinkan menghambat terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.
Karena itulah bagi sekolah yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar sangat
diperlukan sekali fasilitas yang lengkap sesuai dengan keperluan sekolah.
Dengan demikian faktor fasilitas ini kiranya cukup besar didalam kegiatan
pendidikan dam pengajaran, dalam kegiatan interaksi belajar mengajar yang
dilaksanakan suatu sekolah.
4. Lingkungan
Yang
dimaksud dengan lingkungan disini adalah sesuatu tempat penyesuaian anak didik
dimana mereka berada. Lingkungan mempunyai pengaruh yang tidak sedikit bagi
anak dalam pembentukan kepribadian atau akhlaknya. Oleh karena itu didalam
agama menekankan bahwa pengawasan sangat perlu sekali diperhatikan oleh orang
tua terhadap anaknya, sebab anak yang dilahirkan itu bagaikan kertas putih yang
bersih belum pernah kena noda. Lingkungan seko1ah khususnya lingkungan belajar
siswa di seko1ah, Lingkungan yang baik ikut mendukung efektivitas pembelajaran.
Lingkungan yang baik dimaksudkan: Lingkungan belajar yang tenang artinya siswa
dan guru dapat menjaga suasana belajar yang tenang terhindar dari hiruk-pikuk
yang mengganggu. Tempat belajar mengajar yang bersih dan nyaman, sehingga guru
dan siswa betah dan senang belajar di kelas. Adanya hubungan yang harmonis
antara siswa clan guru, siswa dengan siswa dalam pembelajaran sehingga
menimbulkan suasana yang menyenangkan.[7] Sedangkan lingkungan diluar sekolah
adalah lingkungan keluarga. Dalam hal ini adalah peran orang tua yang
senantiasa dapat memberikan perhatian dan bimbingan kepada anaknya dalam belajar.
Oleh karena itu perlu ada suatu kerjasama yang baik antara sekolah khususnya
dengan orang tua siswa dalam rangka meningkatkan prestasi dan kualitas belajar
anak.
DAFTAR KUTIPAN
[1] Tearn,
Ditaklik Metodik, Kurikulum, (Jakarta: 1990), hal. 10
[2] Zakiah
Dradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992),hal. 10
[3] Ibid, hal. 11
[4] Zuahirini Metodik Khusus, (Jakarta: 1992) hal. 34
[5] Abdul
Ghofurr, hal 34
[6] Tayat Yusuf Dan Syaiful Anwar, Metodologi
Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, (Jakarta; Rajagrapindo Persada, 1997), h. 190
[7] Nana Sudjana Dan Wari Sumariah, Model-Model
Mengajar CBSA, Cet. I (Bandung; Sinar baru, 1991) h. 26

Judul: Ciri dan Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Belajar Mengajar
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis/ Disebarkan Oleh Unknown
Terimakasih atas kunjungan beserta kesediaan Anda membaca artikel ini. Anda dapat menyampaikan Kritik dan Saran melalui Kotak komentar di bawah ini.
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis/ Disebarkan Oleh Unknown
Terimakasih atas kunjungan beserta kesediaan Anda membaca artikel ini. Anda dapat menyampaikan Kritik dan Saran melalui Kotak komentar di bawah ini.