Peranan Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Siswa Yang Bermasalah

Written By Unknown on Rabu, 29 Februari 2012 | 01.33

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Proses belajar mangajar adalah merupakan kegiatan yang berintikan interaksi antara guru dengan peserta didik dalam hal mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik dan merubah pola perilaku, pola pikir peserta didik. Proses belajar mengajar tidak lepas dari usaha guru bagaimana agar peserta didik yang dibimbing dapat paham apa yang disajikan / diajarkan oleh guru dan dapat merubah perilaku yang tidak relevan dengan norma-norma yang berlaku ditengah masyarakat.


   Pada dasarnya proses belajar mengajar adalah sesuatu yang dilakukan oleh guru agar bagaimana peserta didik yang dihadapinya dapat berubah sesuai apa yang diinginkan baik oleh guru dan orang tua peserta didik. dalam proses belajar mengajar, guru haruslah memperhatikan faktor yang dapat mempengaruhi dan menghalangi sehingga siswa tidak paham dengan apa yang diajarkan oleh guru.
Guru bukan hanya sebagai seorang yang mentransfer ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada peserta didiknya  akan tetapi harulah menjadi seorang yang dapat memberikan alternatife-alternatif kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar sehingga peserta didik yang dihadapi tidak putus semangat untuk melakukan proses belajar. pada proses belajar mengajar yang dilakukan tidak lepas dari masalah yang dapat menghalangi tercapainya tujuan pengajaran yang telah ditentukan dan yang diinginkan baik yang ada di TIK maupun TIU. oleh karena itu seorang guru seyogyanya dalam melihat hal-hal yang dapat menghambat tercapainya tujuan dari proses balajar mengajar yang telah ditentukan.
Hal yang urgen bagi guru adalah bagaimana agar dapat meminimalisir masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik dengan memberikan alternatif kepada siswa yang mengalami / memiliki masalah yang dapat menghalangi tercapainya tujuan proses belajar mengajar dengan jalan menawarkan berbagai jalan keluar yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh peserta didik. satu hal yang perlu diperhatikan oleh guru adalah pengetahuan tentang bimbingan dan konseling agar dapat memberikan alternatif bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
B.   Rumusan Masalah
Untuk mengantisipasi pembangunan dalam membahas masalah ini maka penyusun membatasi masalah tentang judul tugas akhir ini sehingga pokok-pokok masalah dapat dikemukakan sesuai dengan apa yang direncanakan. dan adapun beberapa pokok masalah, yaitu:
    1. Bagaimana pengertian bimbingan ?
    2. Apa fungsi bimbingan dalam pendidikan ?
    3. Apa arti konseling ?
    4. Bagaimana hubungan bimbingan dan konseling ?
C.   Tujuan Dan Keguaan
Penyusunan tugas akhir ini, tujuan penulis yang ingin dicapai adalah agar para pembaca dapat mengetahui, memahami apa yang dimaksud bimbingan dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk mengembangkan secara sistematis dalam rangka menambah pengetahuan dan wawasan kita semua
Adapun kegunaan penulisan tugas akhir ini, yaitu:
  1. Dapat menambah pengetahuan atau pemahaman kita tentang apa yang dimaksud dengan bimbingan konseling dalam proses membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar.
  2. Dapat memberikan informasi bagi pembaca yang menyangkut bimbingan dan konseling dan fungsinya dalam pendidikan.
  3. Dapat menambah referensi dalam pembuatan atau penulisan karya ilmiah lainnya.

 
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti Bimbingan Secara Umum
            Istilah bimbingan adalah arti dari “Guidance[1] itu sendiri selain diartikan bimbingan atau bantuan juga diartikan: pimpinan, arahan, pedoman, petunjuk. Kata “Guidance” berasal dari kata dasar “To Guide”; mempedomani, menjadi petunjuk jalan, mengemudikan. Adapun dalam pembahasan karya tulis ini Guidance dipergunakan untuk pengertian bimbingan atau bantuan.
            Adapun pengertian bimbingan yang lebih formulatif adalah bantuan yang diberikan kepada individu (dalam hal ini) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan dan mengatasi hambatan.
            Untuk dapat memperoleh pengertian yang lebih jelas, dibawah ini akan dikutip beberapa defenisi:[2]
  1. Menurut Crow dan Crow, Guidance dapat diartikan sebagai “membantu yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memeliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah pandangnya sendiri, membuat pilihannya sendiri dan memikul bebannya sendiri”.
  2. Menurut Stopps, bimbingan ialah “sesuatu proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebasar-besarnya, baik bagi dirinya maupun masyarakat”.
  3. Menurut Jear Book of Education 1955 Bimbingan adalah “sesuatu proses membantu individu melalui usaha sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial”.
  4. Arthur J memberikan pengertian Guidance sebagai berikut:
Guidance is the assistance given to individuals in making intelligent choices and adjustment in their lives. The ability is not innate it must be developed. The fundamental purpose of develop in each individual up to the limit of this capacity, the ability to solve his own problems and to make his own adjustment”.

Dari defenisi-defenisi yang ada diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada prisipnya bimbingan itu adalah merupakan pemberian pertolongan dan pertolongan inilah merupakan hal pronsipil, tetapi sekalipun bimbingan itu merupakan pertolongan, namun tidak semua pertolongan merupakan bimbingan.
Bimbingan disini membutuhkan syarat-syarat tertentu, prosedur tertentu, pelaksanaan tertentu dan sistematik serta dasar dan tujuan tertentu. kesemuanya akan dibahas dibawah.
Bimbingan merupakan bantuan dan tuntunan yang mengandung pengertian bahwa bimbingan harus memberikan bantuan kepada yang dibimbingnya, serta menentukan arah kepada yang dibimbingnya. keadaan ini seperti yang terkenal dalam dunia pendidikan “tut wuri handayani” yaitu, bahwa didalam memberikan bimbingan, arah diserahkan kepada yang dibimbingnya; hanya dalam keadaan yang memaksa, bimbingan, mengambil peranan secara aktif didalam memberikan bimbingan. Tidaklah pada tempatnya apabila pembimbing memberikan individu yang dibimbingnya terlantar keadaanya, bila ia telah nyata-nyata tidak dapat mengatasi persoalannya. bimbingan itu dapat diberikan kepada siapa saja yang yang membutuhkan, baik secara individual maupun secara kelompok tanpa memandang keadaan umur (of any age)
Dari uraian diatas dapat kita beri batasan sebagai berikut:
            “Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk mengatasi kesulitan-kesulitan si dalam kehidupannya” atau dengan kata lain: “bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang dalam usaha memecahkan kesukaran-kesukaran yang dialaminya”.
            Bimbingan tersebut hendaknya merupakan bantuan yang dapat menyadarkan orang itu akan pribadinya sendiri (bakatnya, minatnya, kecakapannya, kemampuannya dan sebagainya) sehingga dengan demikian ia sanggup memecahkan sendiri kesukaran-kesukaran yang dihadapinya, jadi bimbingan itu bukanlah pemberian arah / tujuan yang telah ditentukan oleh si pembimbing, bukan suatu paksaan pandangan kepada seorang dan bukan pula suatu pengambilan keputusan yang diperuntukkan bagi seseorang. Dalam rangka bimbingan ini hendaknya si individu diberikan kebebasan untuk memilih, si terbimbing (peserta didik) sendirilah yang harus menetapkan dan memetuskan sikapnya. sehingga ia dapat mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan melakukan penyesuaian diri secara maksimal disekolah, keluarga dan masyarakat.
            Dari pengertian pengertian diatas dapatlah ditarik beberapa pengertian bimbingan yaitu:
  • Bahwa bimbingan merupakan suatu proses yang terus menerus “continuous process
  • Bimbingan merupakan suatu proses membantu individu
  • Bantuan yang diberikan adalah bentuan psikologis agar individu dapat mengembangkan dirinya secara maksimal sesuai dengan potensi atau kemampuannya.
  • Tujuan utama bimbingan adalah agar individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
  • Untuk melaksanakan bimbingan diperlukan petugas yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang bimbingan dan kosiling.
Jadi pengertian bimbingan ini secara luas ini ialah: “Proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar dapat tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya, kemampuan untuk menerima dirinya, kemampuan untuk mengarahkan dirinya dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya, sesuai potensi atau kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik didalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
B. Arti Bimbingan dalam Lingkungan Sekolah
            Bimbingan dalam lingkup sekolah tidak lagi dapat dikatakan sebagai ditujuakan kepada siapa saja, disini telah dibatasi dengan batasan lingkup sekolah. Fokus sasarannya sekarang adalah peserta didik yang didik dalam sekolah oleh orang-orang dewasa yang relative matang sehingga dia lebih berdaya guna bagi diri dan lingkungan sekitarnya.
            Begitupula antara lain gambaran bimbingan dalam lingkungan sekolah. Sekarang, bagaimana gambaran lengkapnya ? ini dapat diketahui melalui pengkajian defenisi-defenisi rumusan beberapa ahli berikut:
  1. William A. Yeager, menyatakan:
“Bimbingan sebagaimana layanan pendidikan, mengandung berbagai perwujudan, kesemuanya diselenggarakan untuk membantu peserta didik kearah pencapaian suatu tujuan dan penyesuaian yang harmonis dengan lingkungan dan penuh keserasian dengan pandangan hidup demokratis.[3]
Dalam defenisi ini belum begitu jelas perwujudan bimbingan. Bahkan mengandung kesan bahwa bimbingan sama dengan pendidikan, karena belum nampak tentang perwujudan yang bagaimana. Tetapi, defenisi ini menyatakan suatu sifat hubungan dalam bimbingan yaitu demokratis. Hal mana tidak langsung dalam defenisi lain dan menyatakan bahwa tujuan bimbingan supaya individu mencapai pertumbuhan dan adaptasi dengan lingkungan.
  1. H.P Gammon (1969) memberikan rumusan:
Bimbingan disekolah menengah adalah usaha membantu peserta didik agar dapat sebanyak mungkin memetik manfaat dari pengalaman-pengalaman yang mereka dapatkan selama berada di sekolah menengah… bimbingan disekolah meliputi harapan-harapan  yang menyangkut perkembangan pendidikan, perkembagan sosial dan psikologi (pribadi) dan sedapat mungkin diorientasikan pada bidang akademis.[4]
Defenisi diatas ini menunjukkan perwujudan bimbingan, yaitu usaha membantu peserta didik tanpa kecuali manfaatnya adalah meningkatkan kegunaan pengalaman-pengalaman peserta didik disekolah, terutama pengalaman bidang akademis. Gammon juga telah mengungkapkan secara tersirat jenis-jenis bimbingan: bimbingan akademis (bimbingan belajar), pribadi dan sosial.
  1. Dept. P dan K Pengembangan Pendidikan (1974), memberikan rumusan sebagai berikut:
“Bimbingan di sekolah adalah proses pemberian bantuan kepada murid (peserta didik), dengan memperhatikan murid (peserta didik) itu sebagai individu dan sebagai mahluk sosial serta memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan individu, agar siswa (peserta didik) itu dapat membuat tahap maju seoptimal mungkin dalam proses perkembangannya dan agar ia dapat menolong dirinya dan menganalisa dan memecahkan masalah-masalahnya, semua itu demi memajukan kebahagian hidup, terutama ditekankan pada kesejahteraan mental”.[5]
            Hal yang baru (tidak terungkap sebelumnya) dalam defenisi ini adalah tentang hakekat peserta didik sebagai mahluk individu dan sosial, dan individu itu unik. Ditekankan pula bahwa peserta didik itu sendiri yang diharapkan maju secara optimal dalam perkembangannya dan menolong dirinya sendiri sebagai akibat adanya bimbingan. Disamping itu, muncul ;lagi tujuan ideal / tujuan akhir / tujuan jangka panjang bimbingan: kebahagiaan hidup, terutama kesejahteraan mental. Selain tujuan jangka pendek, yaitu diharapkan siterbantu (peserta didik) mampu membuat mandiri dalam hal menghadapi, menganalisa dan memecahkan permasalahan diri.
  1. Dept. P dan K kurikulum pendidikan menengah kejuruan (1976) menyebutkan bahwa:
“Bimbingan dalam proses pendidikan di sekolah ialah proses memberikan bentuan kepada siswa (peserta didik) agar ia, sebagai pribadi memiliki pemahaman yang benar akan diri pribadinya dan akan dunia sekitarnya, mengambil keputusan untuk melangkah maju secara optimal dalam perkembengannya, dan dapat menolong dirinya sendiri menghadapi dan memecahkan masalah-masalahnya. Semuanya demi terciptanya penyesuaian yang sehat dan demi memajukan kesejahteraan mentalnya.[6]
            Apa yang ditekankan dalam defenisi tersebut Relater sama dengan konsep/definisi sebelumnya. Hanya saja definisi yang terakhir ini lebih diperjelas mengenai tujuan jangka pendek dalam layanan bimbingan.
            Dengan menyimak empat definisi diatas dengan definisi sebelumnya, dapatlah disusun beberapa konsep penting sehubungan dengan bimbingan.
            Konsep penting khusus bagi pengertian bimbingan dalam lingkup sekolah adalah :
a.)  Bimbingan dalam pelaksanannya merupakan suatu proses.
Ini berarti bahwa bimbingan iti dilaksanakan dalam rentang waktu yang relative panjang ; tidak sepintas lalu, insedental, asal jalan, dan semacamnya ; bimbingan bukan peristiwa yang terjadi pada suatu hari sekolah, misalnya hanya hari sabtu. Demikianlah bila dikatakan secara negative. Secara positif, proses mengandung pengertian bahwa bimbingan dilakukan secara sistematis dan metodis dalam sifatnya yang berencana, berprogram dan evaluatif, sehingga dengan demikian bimbingan itu dapat berkembang maju.
b). Bimbingan mengandung arti bantuan atau pelayanan.
Ini berarti bahwa bimbingan itu tercipta atas kesukarelaan subyek bimbingan. Kesukarelaan pembimbing diwujudkan dalam sifat dan prilaku yang tidak memaksakan kehendaknya untuk membimbing individu, tetepi menawarkan dan menciptakan suasana agar individu menyadari bahwa dirinya memerlukan layanan dan bantuan dari pihak lain, bigitu pula, pembimbing tidak berpegang pada patokan-patokan pandangan / pendapatnya sendiri untuk supaya diikuti oleh terbimbing (peserta didik) kesukarelaan individu siterbantu (peserta didik/ subyek bimbing) diwujudkan dengan adanya keleluasan menentukan apakah dirinya butuh layanan bimbingan atau tidak. Juga keleluasan dalam mengekspresikan pikiran, perasan dan prilaku sehubungan dengan arah dan pemahaman diri, pengambilan keputusan, pembuatan pilihan dan pemecahan masalah dalam peroses bimbingan. Pemanduan antara kesukarelaan subyek bimbing; pembimbing dan kesukarelaan siterbimbing akan melahirkan suatu hubungan yang demokratis antara keduanya. Untuk pemanduan dimaksud, sudah barang tentu bimbingan memerlukan pendekatan, metode dan tekhnik-tehnik yang memadai sehingga diperoleh keseimbangan antara sifat obyektif dan subyektif.
c). Kelancaran pelaksanaan bimbingan dan pencapaian hasil bimbingan  diperlukan adanya subyek pelaksanaan bimbingan yang kompoten. Kompetensi (kemempuan melaksanakan sesuatu) itu diperoleh dari pendidikan khusus, ajar latih, keterapilan serta pribadi dan sikap dasar yang meyakinkan, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain (terutama bagi siterbimbig). Ini menunjuk pada keperluan adanya tenaga profesional yang punya kemampuan/ kecakapan/ keterampilan dalam menetapkan keutuhan kompetensinya dalam wujud penggunaan pendekatan metode dan tekhnik-tekhnik bimbingan yang memadai dsb.
d). Bantuan dipergunakan bagi semua individu, semua peserta didik yang berada dalam kondisi tertentu yang memerlukan bantuan; tetapi mereka (peserta didik) memiliki kemungkinan untuk “bangkit” atau lebih maju sendiri selama atau setelah pelayanan. Konsep mengenai peserta didik di sini mengandung pengertian bahwa dalam rangka bimbingan tidak ada pengecualian. Tidak hanya peserta didik yang bimbang memilih program atau jenis pekerjaan atau karier tidak hanya bagi peserta didik    yang mengalami gangguan belajar, tidak bagi pula peserta didik yang mengalami salah satunya (maladjusted). Ringkasnya , layanan bimbingan di peruntukkan bagi semua peserta didik tanpa kecuali. Ciri semua peserta didik pada umumnya adalah memiliki kemungkinan untuk bangkit dirì  (self actualization) dan daya nyata diri  (self realizing) . Memang di akui bahwa pemilikan hal-hal tersebut adalah berbeda derajatnya antara peserta didik satu dengan peserta didik lainnya. yang menimbulkan perbedaan di antara para peserta didik mengenai kecakapan memahami diri (self understanding), menerima diri ( self acceptance) dan mengarahkan diri (self direction). Di samping itu seperti juga pendidikan, bimbingan, sangatlah memperhatikan adanya perbedaan tempo dan irama perkembangan peserta didik, perbedaan itu menimbulkan konsekuensi dalam hal derajat pengutamaan bimbingan pada tiap peserta didik, dan perbedaan jenis layanan yang di utamakan bagi berbagai kelompok peserta didik. Dengan kata lain, semua peserta didik mendapat layanan bimbingan sesuai dengan derajat dan jenis layanan yang berbeda-beda.
e). Bimbingan mempunyai tujuan: jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek merupakan seperangkat kemampuan yang di harapkan di capai oleh peserta didik selama dan setelah proses bimbingan di berikan. Tujuan jangka pendek ini antara lain: kemampuan si terbimbing lebih memahami diri, menerima diri, dan mengarahkan diri; kemampuan nyata diri yang diwujudkan dalam kecakapan memecahkan persolan-persoalan, membuat pilihan-pilihan dan mengadakan penyesuaian terhadap diri dan lingkunagn sesuai dengan tingkat perkembangan yang di capainya. Adapun tujuan jangka panjang; bimbingan merupakan suatu patokan ideal yang di harapkan dicapai individu yang telah memperoleh bimbingan. Tujuan ini berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan mental yang optimal bagi individu (terbimbing) dan pencapaian kebahagiaan pribadi yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya, terutama lingkungan masyarakat sekitar. Tujuan jangka pendek bimbinagn dapat diletakkan sebagai dasar-dasar bagi pencapaian tujuan jangka panjang.. Ini berarti bahwa pencapaian tujuan-tujuan jangka pendek bimbingan yang efektif. Akan memudahkan/menunjang pencapaian kesejahtearan mental dan kebahagiaan yang di maksud.
   Menyimpulkan lima konsep penting diatas menjadi satu ikatan, akan melahirkan satu batasan arti bimbingan, yang di tegaskan sebagai berikut:
            Bimbingan boleh di artikan sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan secara sistematis-metodis dan demokratis dari seorang yang memiliki konpetensi memadai dalam menerapkan pendekatan, metode dan teknik layanan kepada individu (peserta didik) agar (si terbantu) ini lebih memahami diri, menerima diri, mengarahkan diri dan memiliki kemampuan nyata diri dalam mencapai penyesuaian, membuat pilihan dan memecahkan persoalan-persoalan secara lebih memadai sesuai tingkat perkembangan yang di capainya. Kesemua itu, di tujukan untuk mencapai kesejahteraan mental dan kebahagiaan yang bermanfaat bagi diri dan lingkungan.
C. Fungsi Bimbingan Dalam Pendidikan
            Perlu kita pahami lebih dahulu, apakah perbedaan antara bimbingan dan pendidikan ? bukankah bimbingan itu sebenarnya pendidikan yang telah dilaksanakan di sekoalah-sekolah sejak dulu ?
            Membedakan kedua pengertian ini sebenarnya sulit, sebab dalam praktek sehari-hari tidak adanya perbedaan yang prinsipil. Penuis berpendapat bahwa hal ini dapat dibedakan hanyalah secara teoritis saja. Sebab, apa yang di lakukan guru terhadap peserta didiknya pada hakikatnya sebagai kegiatan bimbingan sekaligus kegiatan pendidikan seperti:
Ø  Menolong peserta didik dalam kesulitan belajar
Ø  Berusaha memberikan pelajaran yang disesuaikan dengan minat dan kecakapan peserta didik
Ø  Memberikan nasehat kepada seorang peserta didik yang akan berhenti dari sekolahnya.
Ø  Memberi petunjuk kepada peserta didik yang akan melanjutkan belajarnya, dan sebagainya.
Semua itu termasuk usaha-usaha mendidik yang sudah seharusnya dilakukan oleh guru yang demikian, benar juga bila dikatakan bahwa bimbingan itu sebenarnya menyangkut semua usaha pendidikan yang dilakukan oleh guru, baik dalam maupun di luar sekolah. jadi dapat dikatakan ada persamaan antara pendidikan dan bimbingan.
Namun demikian, walaupun bimbingan itu menyangkut masalah perseorangan, peserta didik itu sendiri yang harus mengubah dirinya sesuai yang dikehendakinya. Dalam hal ini fungsi guru tidak lebih dari pada menyediakan kesempatan yang berguna dan cocok baginya untuk mengembangkan dirinya (self education). Proses pendidikan terjadi dalam individu, dan hasil-hasil pendidikan terlihat dalam tingkah lakunya.
Sedangkan bimbingan banyak menyangkut dengan faktor-faktor di luar individu itu dalam usaha mengembangkan dirinya. Jadi bimbingan itu dapat dikatakan sebagai bentuk bagian dari pendidikan. dalam arti khusus, bimbingan itu mencakup semua teknik penasehatan (counseling)  dan semua macam informasi yang dapat menolong individu untuk menolong dirinya sendiri. Bimbingan di sekolah berfungsi untuk:
a.    Memperhatikan Peserta Didik
Kiranya kita telah menyadari, bahwa sekolah-sekolah kita pada umumnya masih kurang memperhatikan terhadap individu setiap peserta didik. Makin banyak jumlah mata pelajaran dan luasnya mata pelajaran, menyebabkan guru pada umumnya hanya memompakan bahan-bahan pelajaran itu kepada peserta didik.
Tiap-tiap pelajaran diberikan kepada sekelompok peserta didik yang dianggap mempunyai kecerdasan, kecakapan dan kemampuan yang sama untuk menerima pelajaran itu, perbadaan individual diantara mereka kurang mendapat perhatian.
Di muka telah disebutkan bahwa bimbingan itu menyangkut semua usaha-usaha pendidikan. Tegasnya memberikan bantuan kepada seorang dalam usaha memecahkan kesulitan-kesulitan yang dialaminya. Ini berarti bahwa fungsi pokok dari pada bimbingan dan konseling adalah untuk menolong individu-individu yang mencari dan membutuhkan bantuan. Adapun macam bantuan yang dibutuhkan oleh tiap individu berbeda-beda, meskipun ada kemungkinan kesukaran yang dihadapinya bersama.
Oleh karena itu, untuk melaksanakan bimbingan sebaik-baiknya diperlukan adanya pengetahuan yang lengkap tentang individu yang bersangkutan, seperti: bakatnya, kecerdasan, minat dan latar belakang keluarganya, riwayat pendidikannya dan sebagainya yang berhubungan dengan bantuan peserta didik sebagai individu.

b.    Membimbing individu ke arah pekerjaan yang sesuai:
Bimbingan yang di berikan oleh guru (pembimbing) kepada peserta didik tidak saja terbatas pada membantu mengatasi kesulitan-kesulitan. Tetapi juga menyangkut masalah melanjutkan sekolah dan memilih jabatan/pekerjaan.
Bagi masyarakat kita dewasa  ini vocation guidance sangatlah penting dan diperlukan. Didalam masyarakat kita masih banyak terdapat orang-orang yang bukan pada tempatnya menduduki suatu jabatan, sehingga merugikan suatu masyarakat dan Negara.
Hingga kita masih melihat adanya “gila pangkat dan demam masuk perguruan tinggi” sedangkan tidak semua orang dapat mencapainya. Banyak pula orang yang masih memandang rendah bagi pekerja tangan atau tidak teknik, dan memandang tinggi pegawai kantor dan sebagainya.
Program bimbingan dan konseling di sekolah diharapkan dapat menyalurkan peserta didik kearah pilihan sekolah atau pilihan pekerjaan yang sesuai dengan pembawaan dan kemampuan masing-masing peserta didik.
D. Pengertian  Konseling
            Konseling berasal dari istilah Inggris “Counseling” yang kemudian di Indonesiakan menjadi “Konseling” Istilah inilah sering diartikan sebagai penyuluhan akan tetapi penyusun kurang sependapat dengan itu karena konseling / counseling meliputi arti dari perembungan, pemberian  nasehat,  penyuluhan, peneragan atau peyelidikan, pengintaian dan kata penyuluhan mengindikasikan bahwa hanya satu pihak yang aktif yaitu orang yang memberi penerangan / penyuluhan.
            Untuk mendapatkan pengertian yang lebih memadai tentang konseling, dibawah ini akan dikemukan beberapa pendapat, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Donald G. Mortenson and Alan M. Sehmuller, dalam bukunya yang berjudul: “Guidance in Today’s”, menyatakan.
            “Counseling may therefore, be defined as person to person in which one person is helped by another to oncrease in understanding and ability to hisproblems” (Donal. G. Mortenson Dan Alan. M. Schuller, 1976).


            Konseling dapat diartikan sebagai suatu proses hubungan seorang dengan seorang, dimana yang seorang dibantu oleh yang lain untuk meningkatkan dan kemampuannya dalam menghadapi masalahnya.
2.  Herbert M. Surks, Jr dan Bufford Steffler, merumuskan batasan konseling yang lebih terurai dalam bukunya yang berjudul “Theories of Counseling”, yang dikutip dari pandat J.W. Gustad, adalah sebagai berikut:
      “Counseling is a learning-oriented process, carried on in a simple, one-to-one social environment, in which a counsellor, professionally competent in relevant psychological skill and knowledge,seeks to assist the client by method appropriate to the letter’s needs and within the contect of the total personnel program, to leam more about himself, to leam how to put such under standing into effect in relation to more clearly perceived, realistically defines goals to the end that client may become a happier and more productive  member of this society” (Herbert M. Burks, Jr. dan Bufford Steffler, 1979).

            Konseling adalah suatu proses yang learning- oriented atau suatu proses yang berorentasikan belajar, yang dilaksanakan dalam suatu lingkungan sosial, antara seorang dengan seorang, dimana seorang konselor harus memiliki kemampuan professional kedalam bidang keterampilan dan pengetahuan psikologis, konselor berusaha membantu klien dengan metode yang sesuai atau cocok dengan kebutuhan dengan klien tersebut dalam hubungannya dengan keseluruhan dengan program, agar supaya individu  dapat mempelajari lebih baik tentang dirinya sendiri, belajar bagaimana memanfaatkan pemahaman tetang dirinya untuk memperoleh tujuan-tujuan hidup yang lebih realistis, sehingga klien dapat menjadi anggota masyarakt yang berbahagia dan lebih produktif.
3.  C.G Wrenn memberikan pendapatnya sebagai berikut:
“Counselling is dunamic and purposeful relationship between two people in which procedures very with the nature of the student’s need, but in which there is always mutual pertisipation by the conselor and the student whit the focus upon self-clarification and self determination by the student”. (C.G Wreen, 1951).

            Menurut Wreen yang dimaksud dengan konseling adalah relasi antara pribadi yang dinamis antara dua orang yang berusaha untuk memecahkan sebuah masalah dengan mempertimbangkan secara bersama-sama, sehingga pada akhirnya orang yang lebih muda atau orang yang mempunyai kesulitan yang lebih banyak diantara keduanya dibantu oleh yang lain untuk memecahkan masalahnya berdasarkan penentuan diri sendiri.
            Apabila ditelaah pendapat tersebut maka konseling itu dapat dilaksanakan oleh orang tidak memiliki/mempunyai keahlian khusus sebagai tenaga professional.
E. Hubungan Membimbing dengan  Konseling
            Di atas telah diuraikan tentang pengertian bimbingan (Guidance) dan Counseling (konseling). Maka kemudian timbullah pertanyaan bagaimanakah hubungan antara kedua pengertian?
            Untuk menjawab pertanyaan itu kiranya diantara para ahli belum ada kata sepakat.
Blum dan Balinsky berpendapat, bahwa kedua pengertian istilah tersebut adalah identik atau sama saja: artinya bahwa tidak terdapat perbedaan yang fundamental antara Guidance dan Counseling menurut anggapannya, bahwa pengertian membimbing (Guidance) adalah pengertian yang telah usang (out of date).
            Disamping itu ada uang berpendapat, bahwa Guidance dan Counseling merupakan dua pengertian yang berbeda, baik dasarnya maupun cara kerjanya, setidak-tidaknya merupakan kegiatan yang sejajar. Menurut pandangan ini counseling lebih identik dengan psychotrapi, yaitu usaha untuk menolong dan menggarap individu yang mengalami kesukaran dan gangguan psikis yang serius. Sedangkan Guidance oleh pandangan ini identik dengan pendidikan.
            Dengan memperhatikan uraian diatas, jelas bahwa counseling merupakan salah satu teknik dalam bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan memberikan bantuan secara individual (faca of face relationship). Guidance dan Counseling mempunyai hubungan yang sangat erat, perbedaannya terletak didalam tingkatannya.
            Jika kita teliti antara pengertian bimbingan dan pengertian konseling, akan kita dapati adanya sifat-sifat yang khas yang ada pada konseling.
Hal ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.     Konseling merupakan salah satu metode dari bimbingan, sehingga pengertian bimbingan lebih luas dari pada pengertian konseling. Karena itu konseling merupakan guidance merupakan konseling.
2.     Dalam konseling sudah ada masalah yang tertentu, yaitu masalah yang dihadapi oleh conselee. Pada Guidance lebih bersifat preventif atau pencegahan, sedangakan pada konseling lebih bersifat kuratif korektif. Guidance dapat diberikan sekalipun tidak ada suatu masalah. Keadaan ini tidak berarti bahwa pada bimbingan sama sekali tidak ada segi kuratif dan sebaliknya pada konseling tidak ada segi prevektif. Dalam penyuluhan kita dapati segi preventif pula dalam arti menjaga atau mencegah jangan sampai timbul masalah yang lebih mendalam.
3.     Konseling pada prinsipnya dijalankan secara individual, yaitu antara coselor dengan conselee secara face to face. Sedangkan pada guidance tidak demikian halnya, dimana guidance dijalankan secara group atau kelompok. Misalnya; suatu bimbingan bagaimana cara belajar yang efisien dapat diberikan kepada seluruh peserta didik.
Karena ada sifat-sifat yang khas inilah maka dipakailah istilah “konseling” disamping “bimbingan”.
                       



[1] .Abu Ahmad, Bimbingan Dan Konseling, (Cek: Jakarta: PT. Rineke Cipta,) Hal.1
[2] . Ibid.2
[3] . h.5
[4] .Ibid 5
[5] .Ibid h.6
[6] .Ibid h.6
BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas menyangkut bimbingan dan konseling maka penyusun berkesimpulan sebagai berikut:
1.   Bimbingan atau atau guidance adalah merupakan pertolongan yang diberikan kepada seseorang yang memiliki masalah. Dengan bimbingan ini diharapkan dapat memberikan solusi disini diharapkan dapat memberika alternative kepada yang dibimbing dengan tidak memaksakan kehendak kepada yang diberi alternative dan keputusan ada dipihak terbimbing untuk mengambil keputusan sesuai dengan yang diinginkan pembimbing hanya menyediakan alternative-alternaive untuk dipilih oleh yang mempunyai masalah.
2.   Jadi pengertian bimbingan ini secara luas ialah : “suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar dapat tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya, kemampuan untuk dapat memahami dirinya, kemampuan untuk menerima dirinya, kemampuan untuk mengarahkan dirinya dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya, sesuai dengan potensi atau kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan baik didalam keluarga, sekolah dan masyarakat
3.   “Bimbingan boleh diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan secara sistematis-metodis dan demokratis dari seseorang yang memiliki kompetensi yang memadai dalam menerapkan pendekatan, metode dan teknik layanan kepada individu (peserta didik) agar (siterbantu ini) lebih memahami diri, menerima diri, mengarahkan diri dan memiliki kemampuan nyata dari dalam mencapai penyesuaian, membuat pilihan memecahkan persoalan-persoalan secara lebih memadai sesuai dengan tingkat perkembangan yang dicapainya,kesemua itu, ditujukan untuk mencapai kesejahteraan mental yang kebahagiaan yang bermanfaat bagi diri dan lingkungan.
4.   konseling dapat diartikan sebagai suatu proses hubungan  seorang dengan seseorang, dimana yang seorang dibantu oleh orang lain untuk meningkatkan dan kemampuannya dalam menghadapi masalahnya.
B.   Saran
Berdasarkan uraian diatas,penulis sarankan bahwa perlu adanya pengetahuan tentang bimbingan dan konseling untuk membekali diri sebagai calon guru. bagaimanapun bimbingan dan konseling sangat urgen dalam proses belajar mengajar dalam suatu kelas agar tercipta suasana atau tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran dan dalam kehidupan dan bermasyarakat, maka dari itu sebagai calon guru  tentu dapat mengetahui apa yang dikatakan bimbingan dan konseling, bagaimana cara penggunaannya dalam mengatasi kepada siswa yang memiliki masalah sehingga siswa dapat melakukan proses belajar mengajar berlangsung, agar anak didik dapat melakukan dan termotivasi untuk belajar pada pelajaran yang telah diberikan pada guru, dan akan mengurangi kejenuhan dalam kelas.
Judul: Peranan Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Siswa Yang Bermasalah
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis/ Disebarkan Oleh Unknown

Terimakasih atas kunjungan beserta kesediaan Anda membaca artikel ini. Anda dapat menyampaikan Kritik dan Saran melalui Kotak komentar di bawah ini.

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...